BLOKIR TEMU: APK E-COMMERCE PENGHANCUR UMKM INDONESIA
![](https://statik.unesa.ac.id/ekonomi/thumbnail/f2dfa78f-b937-40f3-b502-6252b570b550.png)
Penulis:
Egi Eri Wardhana
Editor:
Fafa Dwi Hari Widiyantoro
Surabaya, Kamis, 1 Oktober 2024 – Temu, aplikasi
e-commerce asal China besutan PDD Holdings, hadir dengan menawarkan berbagai
produk langsung dari produsen kepada konsumen dengan harga terjangkau. Aplikasi ini menggunakan pendekatan unik, yakni
menghubungkan pabrik langsung dengan pembeli tanpa perantara, memungkinkan
harga produk tetap rendah dan menarik perhatian konsumen Indonesia.
Sebagai aplikasi yang dikenal dengan produk berharga murah, keberadaan temu menjadi ancaman bagi UMKM. “Yang menjadi perhatian kita adalah dampaknya terhadap UMKM. Sebab, ketika produk langsung dari produsen atau pabrik dijual ke konsumen dengan harga sangat murah, produk consumer goods yang dihasilkan UMKM dan industri manufaktur dalam negeri akan sulit bersaing,” jelas Teten.
![](https://statik.unesa.ac.id/ekonomi/gallery/eed6ecd2-2b89-4863-a12b-1cbd0af3ae4e.png)
Merespons kekhawatiran ini, Menteri Komunikasi dan
Informatika, Budi Arie Setiadi, memutuskan untuk memblokir aplikasi Temu di
Indonesia. Langkah ini, katanya, diambil untuk melindungi UMKM sebagai tulang
punggung ekonomi nasional. "Persaingan yang tidak seimbang ini bisa
berdampak besar, termasuk risiko PHK di sektor UMKM dan manufaktur,"
ujarnya.
Pemblokiran Temu mendapat dukungan luas, dengan banyak
pihak menganggapnya sebagai langkah penting untuk menjaga keseimbangan pasar
lokal. Pemerintah juga berencana memperkuat regulasi perdagangan digital untuk
memastikan UMKM tetap bisa tumbuh di tengah persaingan global yang semakin ketat.