LOKAKARYA PENYUSUNAN DOKUMEN KURIKULUM OUTCOME BASED EDUCATION (OBE) Gambar 1. Prof
Syamsul Arifin sebagai Narasumber dengan Peserta Lokakarya Surabaya 16-18 Oktober 2023, Program Studi
S1 Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNESA mengikuti Lokakarya Penyusunan
Dokumen Kurikulum berbasis OBE (Output Based Education) di Hotel Shantika
Premier Gubeng Surabaya. Acara ini dibiayai oleh Kemendikbud Ristek dengan host
pelaksana Badan Penjaminan Mutu UNAIR. Narasumber di hari pertama adalah Prof
Syamsul Arifin dan Prof Pepen Arifin. Prof Syamsul Atifin merupakan Dosen Tetap Institut Teknologi Surabaya (ITS)
sekaligus Anggota Tim Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Tinggi (KPT)
Belmawa Dikti, KemendikbudRistek. Prof Pepen Arifin merupakan Dosen tetap di
Institut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus Tim ahli dari Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi. Narasumber hari
kedua adalah Prof. Dr. I Made Narsa , SE.,M.Si., Ak
(Direktur DIPP
Universitas Airlangga) dan Novrys
Suhardianto, SE.,MSA.,Ak., Ph.D., CA. (Koordinator Bidang Akreditasi
Internasional Badan Penjaminan Mutu Universitas Airlangga). Hari ketiga
dilakukan review kurikulum oleh Novrys Suhardianto, SE.,MSA.,Ak., Ph.D., CA dan
Ramadhan Hardani Putra, drg., M.Kes., Ph.D Gambar 2. Suasana khidmat dari Peserta
Lokakarya Prof Syamsul Arifin menyampaikan
materi tentang “Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dengan Implementasi Kebijakan Kampus Merdeka Sesuai dengan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesi (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan
(SN-Dikti) dg Pendekatan Output Based Education (OBE)”. Kajian yang diberikan
ole Prof Syamsul adalah: ·Pergeseran
paradigma Education 4.0; ·Siklus &
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi dengan Pendekatan OBE; ·Merumuskan Profil
Lulusan dan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) / PLO (progam Learning Outcome)
dari Program Studi; ·Struktur
Kurikulum dengan Pendekatan OBE; ·Implikasi
Kebijakan Kampus Merdeka dalam Struktur Kurikulum; ·Pengakuan kredit
BKP MBKM; Dalam rekonstruksi kurikulum harus
memperhatikan paradigma education 4.0. Proses rekonstruksi kurikulum dimulai
dari analisys, design, development, implementation, evaluatiion. Gambar 3. Alur Rekonstruksi kurikulum
Menurut Prof Syamsul Pertanyaan yang mesti dijawab dalam
implementasi kurikulum OBE menurut Prof Syamsul adalah: 1) Apakah CPL telah
menggambarkan kemampuan Komplek yang dibutuhkan dunia nyata, dan dapat
didemonstrasikan pada akhir belajar? Serta measurable-observable? 2) Apakan
bahan kajian (BoK) dalam mata kuliah mendukung pencapaian CPL? 3) Apakah metode
dan strategi pembelajaran mendukung pencapaian CPL? 4) Apakah struktur
kurikulum memberikan lingkungan belajar yang mendukung pencapaian CPL. 5) Apakah
telah memiiki Sistem Penilaian terhadap pencapaian CPL? Dan
diimplemaentasikannya? Setelah paparan dan tanya jawab dengan Prof
Syamsul Arifin, dilanjutkan paparan dari Prof Pepen Arifin pada sesi kedua.
Prof Pepen menyampaikan materi “Akreditasi Internasional Program Studi
& Outcomes-Based Education”.
Akreditasi adalah penjaminan mutu eksternal yang mengevaluasi apakah program
studi/ universitas telah memenuhi standar mutu/ kriteria yang ditetapkan oleh
lembaga akreditasi. Dalam proses akreditasi Program studi harus sudah: ·Menetapkan
program learning outcomes (capaian pembelajaran lulusan/CPL) ·Memenuhi standar
mutu/kriteria yang ditetapkan ·Menunjukkan
proses evaluasi ·Menunjukkan
proses perbaikan berkelanjutan Prof Pepen menambahkan Permasalahan Umum yang
dihadapi oleh Program Studi adalah: ·CPL belum
dirumuskan secara efektif. ·Keterkaitan
antara tujuan program studi dengan ·CPL belum jelas
dan logis. ·Belum terlihat
benang merah yang jelas dan ·logis antara CPL
dengan kurikulum. ·Teaching –
learning belum realistis untuk membantu mahasiswa mencapai CPL. ·Belum ada
pengukuran CPL ·Belum dilakukan
CQI Gambar 4. Prof Pepen Arifin
sedang Memaparkan Materi Pada Hari
kedua, Prof. Dr. I Made Narsa
, SE.,M.Si., Ak dan Novrys
Suhardianto, SE.,MSA.,Ak., Ph.D., CAmemberikan paparan tentang “Best
Practices OBEUniversitas
Airlangga”. Permasalahan Umum dalam Implementasi OBE & MBKM yang dialami Program
studi termasuk UNAIR:
Distribusi sks
dalam struktur Kurikulum berjalan
Jumlah jam
belajar dalam satuan sks, untuk Akreditasi Internasional seringkali
dinilai beban belajar mahasiswa (khususnya S2) terlalu rendah
Penilaian:
Konversi, Rekognisi, dan Ekuivalensi
Berbagai
Kebijakan yang tidak Harmonis dan tidak sinkron
Gambar 5. Sinkronisasi dan Harmonisasi Kebijakan Dijelaskan pula Strategi penyelarasan OBE dan MBKM di Universitas
Airlangga dengan langkah sebagai berikut:
Melakukan Redesain
Kurikulum secara serentak pada Tahun 2021. Prioritas utama adalah 44 Prodi
Jenjang Sarjana, dan 20 Prodi pada Fakultas Vokasi selesai pada bulan
agustus 2021 dan mulai berlaku pada semester gasal 2021/2022.
Memfasilitasi
revisi minor kurikulum secara berkelanjutan
Menata Kembali
Arsitektur Kurikulum Jenjang Sarjana dengan formula: 20-104-20
Mendesain MBKM
mandiri dengan Skema BBK (Belajar Bersama Komunitas)
Mencari Mitra Dalam
Negeri (BKMP) dan Luar Negeri (AGE)